Karyawan
sebagai aset dari perusahaan yang memiliki nilai investasi tinggi dalam
mengembangkan arah bisnis perusahaan.
Komponen ini sebagai roda penggerak dinamika organisasi dalam berproses
mencapai tujuan. Nilai produktifitas dan
hasil kerja dapat dihasilkan secara optimal melalui tangan-tangan keahlian yang
dimiliki karyawan. Keahlian tersebut
berupa kompetensi kerja yang dapat ditingkatkan maupun dikembangkan searah
dengan tuntutan jabatan di dalam suatu organisasi. Komponen hard-skill
dan soft-skill menjadi aspek penting seorang karyawan dalam optimalisasi peran
kinerja di dalam jabatannya.
Pengembangan menjadi faktor penting yang harus dilakukan oleh karyawan
untuk terus produktif serta berinovasi untuk mencapai visi dan misi organisasi
dalam era globalisasi saat ini.
Perusahaan
menjadi “point of central” dalam
pengembangan aset bisnis utama secara terus menerus. Komponen tersebut termasuk aset perusahaan
berupa Sumber Daya Manusia (SDM). Sebuah
perusahaan ingin terus berkembang dalam optimalisasi bisnisnya, maka harus pula
diikuti dengan pengembangan kompetensi para karyawannya. Hal tersebut menjadi dasar yang seimbang
searah dengan tuntutan jabatan serta kebutuhan jenjang karir di masa depan
untuk optimalisasi peran masing-masing di dalam struktural organisasi.
Pengelolaan
SDM menjadi sumber utama untuk menghasilkan aset-aset yang berkualitas. Tidak bisa dihindarkan jika sebuah perusahaan
memandang sebelah mata terhadap peranan SDM dalam menumbuhkan strategi bisnis
untuk masa depan. Hal tersebut membuat
dampak kerugian yang besar terhadap nilai investasi yang mungkin diterima oleh
organisasi saat ini. Karyawan tidak
memiliki kompetensi yang jelas, tidak berkomitmen, tidak puas, dinamika
pengembangan bisnis menjadi labil, terhambat, dan tentu saja intensitas keluar
masuk karyawan menjadi permasalahan yang tidak bisa dihindarkan.
Peranan
organisasi dalam proses mengelola SDM secara fungsional melalui optimalisasi implementasi
Human Capital. Organisasi memandang bahwa karyawan sebagai
modal utama dalam penggerak roda bisnis perusahaan. Organisasi meletakan orang-orang yang
dipersiapkan untuk menjadi pemimpin masa depan dalam bidangnya masing-masing.
Pengelolaan
SDM tentu saja harus dijalankan secara sistematis untuk mendapatkan sinergi
secara struktural, fungsional dan manajerial.
HRD menjadi penopang utama dalam menselarasakan peranan sinergi tersebut
ke dalam dinamika interaksi manajemen dengan karyawan. Sehingga orang-orang yang menduduki jabatan
HRD di dalam perusahaan minimal memahami peran dan tanggungjawab dalam optimalisai
perencanaan, pengelolaan dan pengembangan
SDM secara sistematis dan praktis untuk mencapai visi dan misi
perusahaan. Konsep pengelolaan SDM
tersebut dapat diwujudkan dalam aplikasi
Human Resources Management System (HRMS) yang diintegrasikan dengan
optimalisasi Human Capital.
Oleh karena itu untuk meningkatkan kompetensi peran
HRD dalam menjalankan fungsinya, diperlukan matrik pengembangan sesuai dengan
tuntutan bidang jabatan di masing-masing peran manajerialnya