THE IWATANI –API/IWS WELDING CONTEST IN INDONESIA 2017

The Iwatani - API/IWS Welding Contest in Indonesia 2017 merupakan kompetisi dalam bidang  kompetensi pengelasan yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pengelasan Indonesia (API/IWS) bekerjasama IWATANI Corporation untuk meningkatkan kompetensi pekerja las didaerah Jabodetabek, Karawang & Banten.  Kompetisi ini mulai diselenggarakan pada tahun 2016 lalu dan kembali diselenggarakan pada tahun 2017 ini dengan tujuannya yaitu untuk meningkatkan ketrampilan pengelasan serta memperbaiki teknologi pengelasan dan pengembangan ekonomi Indonesia melalui pelatihan teknologi pengelasan.

Beberapa perusahaan dari tahun 2016 kemarin sudah mengirimkan karyawannya sebagai kontestan untuk mengikuti kompetisi tersebut.  Perlu diketahui bahwa penyelenggaraan pertama The Iwatani - API/IWS Welding Contest tahun 2016 lalu kontestan telah terpilih pemenang dan finalis dari berbagai kontestan perusahaan yang ikut serta. 

The Iwatani - API/IWS Welding Contest in Indonesia 2017 diselenggarakan di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bekasi dan Serang dengan peserta kurang lebih 160 kontestan. Acara tersebut ternyata tidak hanya menyajikan suasana kompetisi saja, namun sesuai dengan tujuan diatas, diselenggarakan pula welding seminar & award ceremony yang merupakan rangkaian keseluruhan acara itu. 

Proses kompetisi ini terdiri dari berbagai tahap, pertama harus melakukan verifikasi pendaftaran.  Konsestan terdaftar dalam keanggotaan API/IWS ataupun mendapatkan rekomendasi dari perusahaan.  Jika sudah terverifikasi dengan baik, maka tahap selanjutnya adalah babak kualifikasi.  Kualifikasi yang diujikan bersifat teknis bidang pengelasan dengan ketentuan yang sudah disampaikan oleh juri kepada masing-masing kontestan.  Babak kualifikasi ini yang nantinya akan mendapatkan 40 finalis terbaik dan akan mengikuti tahap final.  Tahap final dilakukan penjurian sesuai dengan jumlah skor ujian praktek dan ujian tertulis. Dan dari proses final tersebut akan dipilih pemenang 1 hingga ke-3, pemenang ke-4 sampai ke-8.


Hasil yang dicapai oleh kontestan bervariatif dan tentu saja pencapaian tersebut tentu saja menjadi kebanggaan tersendiri bagi mereka sebagai perwakilan dari perusahaan.  Terlebih usaha-usaha yang telah dilakukan tentu saja tidak mudah meskipun harus berkompetisi dengan ratusan kontestan dari berbagai perusahaan lain.  Hasil dari tahun 2017 ini tentu saja akan memberikan motivasi yang tinggi untuk kembali berkompetisi tahun depan dengan persiapan dan usaha-usaha maksimal untuk mendapatkan hasil yang optimal.  Dan tentu saja kontestan yang telah mengikuti The Iwatani - API/IWS Welding Contest in Indonesia 2017  dapat berbagi pengalaman dan menjadi mentor untuk calon-calon konstestan lainnya yang akan dikirimkan kembali di tahun mendatang mewakili perusahaan.

Pentingnya Penerapan Good Corporate Governance (GCG) Sesuai dengan Prinsip & Tata Nilai perusahaan

Pagi ini saya membuka sesi materi GCG & COC dengan perkenalan diri dan cerita “hook” tentang prinsip & tata nilai yang telah peserta dapatkan pada hari pertama pelatihan.  “Rekan-rekan semua masih ingat tidak dengan cerita dari Ibu Yani Panigoro kemarin? Rekan-rekan ingat tidak apa yang telah disampaikan oleh Pak Susbandono kemarin?”

Ibu Yani Panigoro bercerita tentang perkembangan bisnis MEDCO Group dari awal berdiri hingga berkembang saat ini dari Sabang – Merauke.  Diceritakan bahwa Pak Arifin Panigoro punya karakter yang kuat, kemauan untuk membangun bisnisnya di bidang Minyak & Gas, padahal beliau bukan dari latar belakang pertambangan, melainkan seorang lulusan Teknik Elektro.
Pak Arifin Panigoro waktu itu juga tidak punya rencana akan sampai berkembang bisnisnya dari Sabang – Merauke bahkan dibeberapa Negara lain.  Tidak ada yang tahu, saya pun juga tidak tahu jalan pikirannya beliau, tapi karena prinsipnya sangat kuat, intuisi dan inovasi menjadi kekuatan sudah melekat.

Kemudian Pak PM Susbandono kemarin bercerita tentang tata nilai, bagaimana tentang nilai-nilai yang kita miliki ini berkembang, dimana culture bangsa melebur menjadi nilai dan perilaku seseorang.  Seperti budaya orang Singapura dan budaya orang Jepang.  Kita harus akui bahwa Singapura itu lebih baik dari orang Indonesia terkait nilai dan perilakunya karena sistem yang mengatur, ada aturan-aturan yang mengikat mereka, pemerintah juga tegas terhadap penegakan pelanggaran.  Jepang pun lebih baik dari Indonesia dan Singapura karena ternyata karakter mereka terbangun dari rasa tanggungjawab yang tinggi, masing-masing orang disana memiliki tanggungjawab yang luar biasa dan memiliki kepercayaan yang tinggi.

Lalu apa hubungannya dengan GCG & COC? GCG & COC itu apa?
GCG atau kepanjangannya adalah Good Corporate Governance. GCG adalah proses dan struktur yang ditetapkan dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain.

Ada proses dan struktur yang merupakan sistem terkait dengan peningkatan nilai-nilai.  Perusahaan MEDCO dibangun dengan prinsip dan nilai yang baik oleh pendirinya Pak Arifin Panigoro, dan tentu saja supaya perusahaan ini terus maju untuk jangka waktu lama kedepannya.  Oleh karena itu diperlukan suatu sistem atau seperangkat yang mengatur berdasarkan prinsip & nilai-nilai yang dikembangkan dimana merupakan karakter kuat sebagai value-nya perusahaan.

Sistem yang diatur berdasarkan prinsip dan tata nilai MEDCO yaitu Professional, Terbuka, Etis & Inovatif ini idealnya harus dianut oleh seluruh karyawan agar memiliki nilai-nilai yang baik sehingga bisa terus mengembangkan bisnisnya jangka panjang.  Perusahaan punya nilai yang baik dengan GCG yang baik maka akan meningkatkan brand image perusahaan untuk eksternal agar terus dipercaya.
GCG merupakan Separangkat peraturan yang mengatur hubungan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban dari  :
  • Pemegang Saham
  • Pengurus (Pengelola) Perusahaan
  • Pihak Kreditor,
  • Pemerintah,
  • Karyawan, serta
  • Para Pemegang Kepentingan Internal & Eksternal lainnya seperti: Pelanggan; Supplier; Masyarakat; dll

Pengelolaan perusahaan tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan main yang selalu harus diterima dalam pergaulan sosial, baik aturan hukum maupun aturan moral atau etika. Pembentukan citra yang baik terkait erat dengan perilaku perusahaan dalam berinteraksi atau berhubungan dengan para pemangku kepentingan (Stakeholder).
Mengapa perusahaan harus menerapkan GCG:
  1. Menjamin keputusan strategik dapat dilakukan dengan benar dan efektif
  2. Mencegah terjadinya benturan kepentingan (conflicts of interest) berbagai pihak
  3. Menjaga agar kepentingan manajer puncak selalu sejalan dengan kepentingan stakeholders
  4. Meningkatkan kinerja perusahaan dan nilai pelaksana GCG.

Prinsip utama GCG terdiri dari:
  1. Transparansi
  2. Akuntabilitas
  3. Responsibilitas
  4. Independensi
  5. Kewajaran & Kesetaraan
MEDCO sendiri ternyata sudah menerapkan prinsip-prinsip GCG sesuai prinsip dan tata nilai yang dikembangkan oleh Pak Arifin Panigoro berdasarkan nilai-nilai Professional, Terbuka, Etis dan Inovatif.  Dan kita sebagai karyawan harus mampu memahami, menyerap (internalisasi) dan menerapkan prinsip bisnis, tata nilai dan GCG yang telah diterapkan di lingkungan MEDCO.

Pentingnya Keberagaman Dalam Membangun Nilai-Nilai Bisnis

Kalimat judul diatas saya kutip langsung dari kata-kata yang disampaikan dalam pidato sambutan acara halal bihalal seluruh jajaran pimpinan dan karyawan lingkungan MEDCO GROUP.  Ibu Yani Panigoro, sosok yang tidak asing di lingkungan MEDCO tentu saja memiliki hubungan langsung dengan Bapak Arifin Panigoro.  Siapa dia? Silahkan browsing saja di google, maka anda akan menemukan sederet prestasi nyata untuk INDONESIA.

Kali ini kita tidak akan membicarakan tentang biografi mereka, jika anda tertarik maka rekomendasi buku yang bisa dibaca adalah Berbisnis itu (tidak) Mudah, buah pikiran karya nyata Bapak Arifin Panigoro dalam membangun perusahaan berbasis Oil & Gas yang mampu bersaing di level internasional. Hingga beliau dianugrahi gelar Doktor kehormatan dari Institute Teknologi Bandung (ITB) dibidang Technopreneurship.

Yang membuat saya sangat fokus pada pidato sambutan tersebut adalah pengambilan kata kunci yang mungkin hal itu suatu kata yang biasa namun ternyata sungguh menjadi fundamental.  Sebagian besar orang jika berpidato pasti mencoba menemukan topik yang pas sesuai tujuan acara, kemudian yang menarik dan sistematis agar terlihat sangat siap.  Namun yang saya dengarkan langsung dari pidato sambutan Ibu Yani Panigoro tidak satupun idealitas dalam mempersiapkan pidato ternyata tidak beliau tunjukkan.  Bahkan awal acara yang dibuka secara formal pun berhasil diambil alih dengan gayanya sendiri yang mirip-mirip seorang ice breaker dengan nuansa kehangatan. Apa yang beliau lakukan? Langsung saja mengajak partisipasif dari karyawan yang terpilih dimasing-masing unit bisnisnya untuk saling mengenal dengan menerka nama-nama pimpinan antar unit bisnis di lingkungan MEDCO GROUP.  Yang beliau pilih kriteria karyawannya adalah yang belum genap bekerja satu tahun di MEDCO GROUP.  Anda mungkin bisa membayangkan suasananya menjadi mencair dan fun.  Apalagi belum tentu karyawan yang terpilih tersebut mampu menyebutkan dengan benar nama-nama pimpinan yang sering duduk di kursi prioritas memikirkan strategi bisnis unitnya masing-masing. Bahkan sesekali dari mereka ada yang menyebutkan salah, atau kurang lengkap, adapula ya “pas” aja deh.

Dalam pidato sambutannya, sambil bercanda disebutkannya bahwa ada pesan khusus dari Bapak Hilmi Panigoro agar beliau membacakan artikel yang ditemukan di Koran yang merupakan tulisan salah satu Kyai yang terkenal di Indonesia.  Beliau membacakan artikel tersebut beberapa baris kalimat.  Namun yang menarik adalah kata kunci yang diambil dalam sambutannya adalah “keberagaman”.  Kita tahu bahwa bangsa Indonesia ini sedang diuji untuk masalah keberagaman dan perbedaan.  Namun dalam kalimat-kalimat pidatonya diungkapkan bahwa MEDCO GROUP sendiri terdiri dari keberagaman yang luar biasa.  Banyak perbedaan-perbedaan yang menjadi satu yang telah berkarya sampai dengan saat ini.

Disampaikannya bahwa keberagaman bukan hal yang menjadi soal di lingkungan MEDCO GROUP.  Justru keberagaman tersebut merupakan kekuatan yang nyata yang melebur menjadi value-nya MEDCO GROUP.  Apa itu? Yaitu Professional, Etis, Terbuka dan Inovasi.

Professional, tentu saja pengembangan bisnis di MEDCO GROUP itu terbangun atas kontribusi oleh orang-orang yang memiliki latar belakang bidang yang berbeda-beda. Seperti Engineer yang harus bekerja dengan tepat, Sekretaris yang harus mampu mengatur dan mengelola adminstratif perkantoran, dll.  Kita telah punya orang-orang yang bekerja dengan penuh tanggungjawab.

Etis, hal ini dikaitkan dengan keberagaman agama yang dianut oleh masing-masing karyawan.  Yang pasti adalah semua agama pasti mengajarkan etika norma yang baik.  Kita melakukan suatu hal yang baik dan meninggalkan yang tidak baik.  Dan hal ini sudah dikembangkan didalam value-nya MEDCO GROUP.

Terbuka, tentu saja antara orang satu dengan yang lainnya harus terbuka, saling mendukung dan memberikan rasa nyaman yang luar biasa. Terbuka dengan pengembangan bisnis yang menjadi peluang masa depan.

Inovasi, yang ditekankan bahwa banyak anak-anak muda yang sekarang bergabung di MEDCO GROUP yang dapat memberikan inovasi yang nyata untuk kemajuan unit bisnis di MEDCO GROUP.

4 (empat) value itu yang menjadi nilai-nilai positif yang harus diterapkan dan dikembangkan ditengah-tengah keberagaman yang kita miliki.  Dan saya kira memang sangat penting keterkaitan antara fundamental yang dimiliki menjadi kekuatan utama sebuah kelompok/organisasi.  Dan jika kekuatan tersebut tidak dapat dioptimalkan dengan formulasi nilai-nilai yang dianut maka fundamental itu akan rapuh, terkikis dan tidak akan lekang abadi terjaga untuk mencapai tujuan yang besar.


Oleh karena itu pentingnya fundamental kekuatan yang dimiliki harus diintegrasikan dengan nilai-nilai positif yang dianut untuk mencapai (bentuk) tujuan yang optimal.  Dan akan terus terjaga sampai dengan ke arah pengembangan maupun transformasi (tujuan) bisnis jangka panjang. (RV)

Bagaimana Cara Melakukan Transfer Knowledge Secara Sederhana?

ini adalah proses transfer knowledge yang didesain di dalam kelas. Yang melakukannya adalah senior tenaga ahli yang berpengalaman untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada orang-orang yang memang dipersiapkan untuk mengikuti uji kompetensi. Iya kebanyakan mereka masih sangat muda. Saya "paksa" si Bapak keluar dari zona pensiunnya untuk mengajar dengan gayanya sendiri tapi esensi materi mengena dan tersampaikan. Alhasil mereka menikmati transfer pembelajaran yang sederhana dan bersahabat. Setiap pertanyaan langsung mendapatkan feedback termasuk hasil corat-coretnya. Terima kasih pak, meskipun anda sudah dimasa pensiun namun ilmu-mu tetap berguna!
Beliau adalah pensiunan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang ketenagalistrikan di Indonesia.  Kalo dari data yang saya miliki, beliau lahir di tahun 1939. Banyak asam garam yang telah dilalui dari obrolan ceritanya.  Mulai dari seorang “masinis” gardu induk begitu dia menyebut dirinya pada awal karirnya.
Pertama saya minta beliau untuk mengajar, memang tampak keraguan dengan kalimat yang halus. “jangan saya, bapak itu saja lah kan masih segar tuh, ungkap beliau”.  Namun saya yakinkan kedua bahwa si Bapak saya undang untuk bertemu dengan anak-anak muda, yang saya katakna bahwa mereka penerus ilmu anda nanti di bidang ketenagalistrikan.  Mereka ingin mendengar pengalaman Bapak, hanya itu saja. 
Akhirnya beliau bersedia hadir, dan ketika didalam kelas mulailah semangatnya kembali bersinar.  Ketika bertemu dengan trainee, tidak ada sedikit keraguan yang diawal muncul.  Saya fasilitasi dengan goal pembuka yang cukup bersahabat dan hangat sebelum kelas ini saya serahkan ke beliau.
Diluardugaan ternyata beliau ikutan mendapatkan transfer semangat dari para trainee yang kemudian bercerita pengalaman sampai dengan berbagi materi teknis yang merupakan ilmu specialist
Setiap pertanyaan dapat diresponnya dengan baik.  Sambil memberikan feedback jawaban lisan, beliau juga menuliskan di whiteboard sebagai jejak ingatan ilmunya.  Banyak sekali corat-coretan yang dituliskannya sambil menjelaskan detail teknis yang menurut mereka patut dipelajari.
Dengan gaya berbaginya, pengetahuan dan pengalaman sedikit demi sedikit mengalir ke area kognitif para trainee.  Secara langsung pembelajaran mereka dapat dari sumbernya langsung sebagai bagian dari “belajar dari pengalaman orang lain” serta inspirasi untuk mencapai keberhasilan dalam uji kompetensi nantinya. 


Implementasi Transfer Knowledge Dalam People Development Strategic

Salah satu implementasi program dari Knowledge Management (KM) adalah melakukan proses transfer knowledge.  Transfer knowledge adalah suatu proses mentransfer pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki antara orang yang satu dengan orang lainnya dengan tujuan memperkaya tujuan pembelajaran. Proses upaya pembelajaran tersebut dengan cara pendistribusian pengetahuan berdasarkan hasil wawasan dan pengalaman yang diterapkan beserta  pemanfaatan pengetahuan tersebut untuk perolehan hasil kerja yang telah teruji optimal dengan tujuan yang jelas. Tujuan yang dimaksud adalah meningkatkan pengetahuan dari yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, tidak paham menjadi lebih memahami.

Transfer knowledge dapat dilakukan oleh siapa saja asalkan orang tersebut memiliki pengetahuan dan kemampuan yang dapat dibagikan kepada orang lain.  Dalam konsep people development strategic idealnya proses transfer knowledge dilakukan oleh orang-orang yang level senior yang termasuk dalam high performance di jabatannya.  Karyawan high performance tentu saja akan dapat bercerita banyak mengenai pengalaman langsung dalam menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dalam menyelesaikan target pekerjaannya.

Proses transfer knowledge untuk technical erection tower SUTT transmisi line-2016_MFG
Prinsip dasar dalam melakukan proses transfer knowledge adalah motivasi instrinsik yang dimiliki adanya keinginan untuk “membagi”.  Dari pengalaman di bidang Human Capital Management  terungkap bahwa efektivitas pendistribusian pengetahuan agar dapat diterima baik oleh orang lain, maka orang pertama harus memiliki semangat berbagi.  Sehingga karyawan tersebut secara tidak sadar akan memerankan sebagai seorang guru atau seorang mentor ataupun seorang pembimbing/pengarah dengan tujuan agar orang lain minimal dapat menjadi seperti dirinya ataupun melebihi dirinya kelak.

Melakukan transfer knowledge tidak harus membutuhkan ruangan khusus seperti pada saat pelatihan pada umumnya, karena bisa dilakukan dimana saja dengan situasi yang belajar yang fleksibel dan situasional.  Hal ini justru memberikan keuntungan tersendiri bagi orang-orang teknik dilapangan yang biasanya “canggung” ataupun tidak terbiasa dengan suasana pembelajaran di kelas sebagai trainer.  Jika situasinya dikelas maka orang-orang teknis yang tidak terbiasa akan terlihat lebih kaku dalam memberikan materi presentasi maupun pelajaran secara tekstual.  Namun apabila orang-orang teknis dapat berbagi di lapangannya maka mereka akan terlihat “asyik” dengan pengalaman.  Iya sampai tidak disadari mereka bercerita sambil memperagakan dengan menunjukkan alat-alat yang dimilikinya.  Melakukan demo pekerjaan secara berulang-ulang dan dapat meyakinkan bahwa apa yang dilakukan itu sudag pernah dia lakukan dan bangga dengan keberhasilannya.  Dalam proses transfer knowledge di lapangan bagi orang teknik akan merasa lebih fleksibel karena memang itulah dunia sehari-harinya.  Dan mereka akan merasa senang apabila terdapat orang lain yang datang untuk belajar secara langsung (direct learning).


Sekarang anda tinggal pilih dimana untuk dapat berbagi pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki untuk orang lain? Mau di dalam kelas atau di luar kelas (area kerja) tingga kita mantapkan niat untuk mengembangkan orang lebih baik.  Jika anda sudah melakukan transfer knowledge kepada orang lain secara terus menerus, maka tahapan selanjutnya dalam knowledge management adalah standarkan materi yang telah anda sampaikan dalam modul materi pembelajaran, sehingga orang lain dapat membaca hasil karya dari pengetahuan dan pemahaman yang anda miliki. Sehingga ilmu anda akan bermanfaat untuk orang banyak yang membacanya.