Cumming
dan Worley (2005) menuliskan bahwa salah satu model intervensi untuk
peningkatan efektivitas human process,
salah satunya dapat menggunakan model intervensi berupa training and development. Training merupakan salah metode
sistematis dalam pengembangan SDM mencakup aspek knowledge, skill, dan attitude. Munandar (2002) mendefinisikan
konsep pelatihan sebagai proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan
prosedur sistematis dan terorganisir, sehingga tenaga kerja non manajerial
mempelajari pengetahuan dan ketrampilan teknis untuk tujuan tertentu. Cumming dan Worley (2005) mengungkapkan bahwa
pelatihan merupakan bentuk intervensi yang dapat digunakan dari hasil diagnose
asesmen kebutuhan untuk meningkatkan
performa.
Ancok
(2003) mengungkapkan bahwa training adalah suatu program yang terpadu, sistemik
dan tepat yang dapat diimplementasikan bersama-sama bagi seluruh karyawan,
dapat meningkatkan kinerja karyawan diperusahaan terkait perilaku. Suatu program training berjalan efektif dan
sistematis apabila sesuai dengan kebutuhan perusahaan untuk diterapkan secara
menyeluruh dengan keterlibatan elemen didalamnya. Ancok (2003) menambahkan bahwa program
pelatihan yang terpadu salah satunya dapat diterapkan untuk pembentukan budaya
perusahaan. Ditambahkan bahwa model
training yang dimaksud adalah perilaku kerja yang mengacu pada misi, visi, dan
nilai organisasi yang mengacu kepada nilai-nilai baru organisasi (kemandirian, keterbukaan,
dan integritas). Tidak hanya berimplemantasi pada aspek human capital, namun program training yang sistematis dan terukur mampu meningkatkan performa kinerja organisasi dalam mencapai target mutu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar