Kepemimpinan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efektifitas organisasi. Gitosudarmo & Sudita (2000) mendefinisikan
kepemimpinan sebagai suatu proses mempengaruhi aktivitas dari individu atau
kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Peran pemimpin yang
maksimal akan membawa pengaruh positif dalam dinamika organisasi. Munandar (2001) menuliskan bahwa kepemimpinan
merupakan sesuatu yang penting bagi manajer.
Para manajer merupakan pemimpin di dalam organisasinya mereka, sebaliknya
pemimpin tidak perlu menjadi manajer.
Peran seorang
manajer adalah melakukan manajerial organisasi ataupun tim. Peran seorang manajer yang maksimal akan
membawa pengaruh positif dalam pencapaian tujuan organisasi. Manajer harus mampu menjalankan fungsinya
dalam melakukan koordinasi dan keterlibatan timnya dalam porsi tugas dan
tanggungjawabnya masing-masing. Mampu
menciptakan komunikasi efektif di dalam divisinya. Mampu memberikan arahan dan motivasi untuk
pencapaian target tim. Seorang manajer
dituntut mampu melakukan pemecahan masalah berkaitan dengan lingkup
divisinya.
Efektifitas
dalam pemecahan masalah diperlukan kemampuan analitis yang baik. Kemampuan analitis tersebut yang akan
membantunya dalam mengidentifikasi permasalahan secara akurat. Kemampuan analitis adalah kemampuan untuk mengungkapkan,
melihat, memahami suatu permasalahan atau situasi tertentu dengan cara
memecahkannya menjadi bagian-bagian yang lebih rinci. Kemampuan menguraikan faktor-faktor penyebab,
serta mampu mengamati keadaan tahap demi tahap uraian permasalahan tersebut
berdasarkan pengalaman maupun pengetahuan yang dimiliki.
Berpikir
analitis merupakan rangkaian proses berpikir individu dalam mengenali uraian
permasalahan secara mendalam yang tidak bisa terlepas dari kemampuan
konseptual. Dimana kemampuan konseptual
yang dimaksud adalah kemampuan memahami permasalahan atau situasi tertentu
dengan cara memandangnya sebagai satu kesatuan yang terdiri dari pola-pola
permasalahan konseptual dan logis, termasuk kemampuan mengidentifikasi, pola
keterkaitan antara masalah yang tidak tampak dengan jelas atau kemampuan
mengidentifikasi permasalahan yang utama yang mendasar dalam situasi yang
kompleks.
Berpikir
analitis merupakan rangkaian proses berpikir individu dalam menganalisa
permasalahan. Seseorang yang memiliki
kemampuan analitis yang baik akan mempengaruhi efektifitas pemecahan masalah
yang tepat. Spencer & Spencer (1993)
menyebutkan bahwa seseorang yang memiliki kemampuan analitis yang baik bisa
dikatakan salah satu dimensinya memiliki kemampuan analisa sistematis termasuk thinking yourself, practical intelligence, analyzing problem, reasoning, dan planning skill.
Referensi:
Munandar,
A. S. (2001). Psikologi
Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Spencer, L & Spencer, S. (1993). Competence
At Work. Canada: John Wiley & Sons,
Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar