Implementasi Tes Psikologi dalam Seleksi SDM



Tes Psikologi adalah salah satu metode yang dapat dipakai dalam pengukuran seleksi SDM.  Anastasi & Urbina (1997) menuliskan tes psikologi sebagai alat pengukur yang mempunyai standar obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu.  Pengukuran menggunakan metode tes psikologi dalam seleksi SDM penting dilakukan.  Metode tes psikologi merupakan metode yang terstandar yang obyektif.  Metode tes psikologi memiliki tingkat realibilitas dan validitas dalam pengukurannya. 
Melihat dasar pentingnya metode tes psikologi dalam asesmen kebutuhan SDM, maka perlu dilakukan penyelenggaraan tes psikologi sebagai bagian dari keefektvitasan metode seleksi yang komprehensif.  Penyelenggaraan tes psikologi yang dimaksudkan adalah untuk menemukan kandidat yang berpotensi dan layak mengisi posisi yang dibutuhkan.  Metode asesmen kebutuhan seleksi yang komprehensif dapat memberikan obyektifitas pengukuran kompetensi individu sesuai dengan standar kompetensi pada kebutuhan jabatan.  Kandidat yang berpotensi tentu saja memiliki korelasi yang positif untuk dapat mencapai high performance dalam jabatannya nanti.
Tujuan praktis dari tes psikologi dalam proses seleksi SDM, salah satunya adalah sebagai media penjaringan bobot kandidat yang memenuhi standar kualifikasi untuk tahapan seleksi selanjutnya.  Hal tersebut dapat dijumpai pada pola seleksi perusahaan yang menempatkan tahapan tes psikologi pada tahap awal proses rekrutmen SDM.  Namun, ada juga tujuan dari tes psikologi yang dimaksud dalam proses seleksi SDM sebagai bagian dari proses pengukuran kompetensi berkaitan dengan fungsi prediktif terhadap jabatannya nantinya.  Hal ini dapat dijumpai pada tahapan pra-jabatan yang diterapkan oleh salah satu perusahaan yang memiliki sistem MSDM yang terintegrasi dengan talent managemet.
Pada prinsipnya tes psikologi merupakan metode asesmen yang digunakan untuk pengukuran kompetensi.  Kompetensi yang dimaksud tentu saja sesuai dengan kebutuhan jabatan didalam organisasi.  Model kompetensi yang biasa diukur menggunakan tes psikologi secara umum seperti:
  1. Kemampuan berpikir (kognitif)
  2. Karakteristik kepribadian (personality)
  3. Sikap kerja
Sub-kompetensi lainnya sangat banyak disesuaikan dengan kebutuhan jabatan dalam pencapaian high performance.  Oleh karena itu penggunaan tes psikologi harus sesuai dengan prosedur dan sistematika yang baik agar dapat memperoleh validitas pengukuran kompetensi secara akurat.
Jenis-jenis tes psikologi pun sangat banyak ditemukan dalam aplikasi rekrutmen SDM.  Bahkan masing-masing alat tes psikologi memiliki versi masing-masing sesuai dengan perkembangan ilmu terapan psikologi.  Pada dasarnya penggunaan tes psikologi disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan pengukuran.  Penggunaan tes psikologi lebih melihat pada kualitas pengukuran bukan semata kuantitas penyajian.  Hal ini dikarenakan tidak semua perusahaan memiliki alat tes psikologi maupun tenaga psikologi pada divisi SDM nya.  Disamping itu juga mahalnya lisensi pemakaian tes psikologi yang harus dipergunakan sesuai etika psikologi.