Melejitkan Potensi Sumber Daya Manusia Sesuai Minat Bakat Pada Atlet Bulutangkis

Polemik antara Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dengan PB Djarum sedang ramai diperbincangkan di sosmed akhir-akhir ini. Jika menilik berita yang beredar, polemik itu muncul atas dasar dugaan eksploitasi anak pada program audisi beasiswa Djarum. Bagaimana tidak, program audisi yang sudah digelar puluhan tahun yang lalu harus diakhiri pada tahun ini. PB Djarum secara resmi telah memutuskan untuk menyelesaikan program audisi beasiswa bulutangkisnya di tahun 2019 ini. Namun ternyata permasalahan itu tidak berhenti sampai disini saja, malahan semakin ramai dengan adanya pro-kontra atas berhentinya program audisi tersebut. Bahkan #netizen pun sudah banyak yang membuat petisi untuk tidak mendukung KPAI. Sedangkan beberapa pihak ada juga yang membenarkan & mendukung langkah KPAI tersebut.

Tulisan ini bukan untuk membahas polemik pro-kontra yang ada. Terlepas dari perseteruan yang terjadi di atas, saya pribadi berusaha untuk melihat dari sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang yang seolah-olah menganggap saya hanyalah seorang penikmat tontonan bulutangkis dengan segala nilai-nilai seni keindahannya didalamnya.

Sejarah telah mencatat bahwa audisi PB Djarum sebenarnya berangkat dari sebuah hobi. Hobi dari para karyawan perusahaan Djarum waktu itu yang senang sekali bermain bulutangkis. Semakin hari kebiasaan itu semakin bertambah. Dari kebiasaan bermain bulutangkis itulah yang membangkitkan ide dan keinginan untuk mengembangkan minat dan bakat di bidang olahraga bulutangkis melalui beasiswa bulutangkis PB Djarum. Kepedulian terhadap pengembangan olahraga bulutangkis yang dilakukan oleh PB Djarum pada akhirnya tidak tertutup untuk para karyawannya saja, namun terbuka untuk masyarakat luar yang memiliki semangat mengasah kemampuannya bidang olahraga bulutangkis. Dari sinilah cikal bakal munculnya program audisi Djarum dengan menjaring bibit-bibit dan talenta-talenta muda di bidang bulutangkis.

PB Djarum peduli terhadap kemajuan olahraga bulutangkis melalui Djarum Foundation. Tidak hanya melalui bulutangkis saja, namun program kepedulian lainnya yang diperankan oleh Djarum Foundation tersebut diantaranya bakti sosial, bakti olahraga, bakti lingkungan, bakti pendidikan dan bakti budaya. Program kepedulian yang dirancang serius hingga mengharumkan nama Indonesia. Faktanya memang tidak bisa dibantah dimana program audisi Djarum telah menghasilkan atlet bulutangkis yang membanggakan Indonesia. Sebut saja Liem Swie King, Christian Hadinata, Icuk Sugiarto, Butet & Owi, Mohamad Ahsan, dan terakhir Si minion tengil yang sering mendapatkan teriakan histeris dari fans milenial yaitu Kevin Sanjaya.

Untuk mendapatkan beasiswa bulutangkis Djarum melalui program audisinya tentulah tidak mudah. Persaingan dari tahun ke tahun sangat ketat dan semakin kompetitif. Mereka yang berhasil mendapatkannya adalah anak-anak yang unggul. Unggul secara mental, unggul dalam hal skill & teknik, unggul mencapai hasil akhir yang memuaskan dan selalu fokus untuk tidak melakukan banyak kesalahan pada waktu pertandingan.

Di samping itu, untuk dapat unggul dalam memenangkan kompetisi, diperlukan usaha-usaha yang kuat untuk memenangkan setiap pertandingan. Berusaha sekuat tenaga untuk tampil maksimal. Tidak mudah menyerah dan gigih dalam mendapatkan tiap poin/angka dalam pertandingan. Bentuk kegigihan yang dipertontonkan ternyata tidak hanya ketika bertanding saja. Namun juga gigih dalam mengikuti audisi secara terus menerus mencobanya. Tahun kemarin gagal, maka tahun ini ikut lagi dengan persiapan yang lebih matang. Kita bisa belajar dari Kevin Sanjaya yang sempat gagal dalam mengikuti audisi dan merasa sedih. Pada akhirnya tahun berikutnya ikut lagi dengan giat berlatih dan berhasil.

Ketika sudah masuk mendapatkan beasiswa bulutangkis Djarum, lantas tidak berhenti sampai disini saja. Justru inilah fase anak-anak mulai dididik, dibina, dilatih dan dikembangkan talentanya. Awal kesuksesan atlet bulutangkis bisa dikatakan mulai dari fase ini. Anak harus menerapkan disiplin. Patuh terhadap aturan yang diterapkan. Seperti asupan makan, kebugaran, kesehatan, porsi latihan yang ditentukan dan lain-lain.  Salah satu cara mereka mematuhinya yaitu dengan menikmati setiap aktivitas yang dilakukan selama mengikuti program beasiswa bulutangkis Djarum. Sesekali bolehlah kita berkunjung ke markas besar PB Djarum yang terdapat di Kalikutho, Kudus.  Ketika saya dulu pernah kesana, nampak berdiri megah GOR dan asrama disampingnya dengan fasilitas yang lengkap.  Banyak visualisasi yang tergambar di dinding temboknya, seakan membakar semangat pengunjung ataupun penghuninya untuk berkarya mengharumkan Indonesia melalui bulutangkis.

Ada nilai Kepedulian, Keunggulan, Kegigihan dan Kepatuhan yang tergambar dari proses perjalanan panjang diatas. Nilai positif yang bekembang, karena kebiasaan.  Kebiasaan positif yang menjelma menjadi budaya.  Budaya yang tertanam dan berkembang dalam diri masing-masing individu hingga dapat merubah dinamika organisasi. Sama halnya dengan core values yang terdapat dalam sebuah perusahaan. Dimana perilaku-perilaku yang mencerminkan nilai-nilai budaya perusahaan seperti excellence menggambarkan perilaku seseorang yang unggul.  Memiliki keunggulan dalam proses kerja maupun mencapai kualitas hasil kerja yang lebih baik.  Perseverance menggambarkan perilaku seseorang yang gigih. Memiliki ketekunan kuat yang ditunjukan dengan usaha-usaha yang terus-menerus. Berusaha melakukan proses kerja dengan sebaik-baiknya, ataupun bekerja keras untuk mencapai hasil kerja yang melebihi target yang ditentukan.  Integrity menggambarkan perilaku seseorang yang patuh dan benar.  Mematuhi aturan-aturan yang ditetapkan.  Tidak mudah terpengaruh untuk melakukan tindakan yang tidak benar. Dan konsisten dalam menjalankan proses kerja sesuai dengan yang ditetapkan.  Care menggambarkan perilaku seseorang yang peduli.  Peduli terhadap sesama rekan kerja. Saling membantu dalam hubungan sosial yang erat. Bisa juga dalam implementasi luas yaitu peduli terhadap lingkungan, organisasi ataupun lainnya yang pada akhirnya memunculkan kebanggaan tersendiri hingga sampai pada level ownership


@rockyvalentino




Kesempatan, Kompetensi dan Karir

Beberapa bulan yang lalu, pada saat jam makan siang saya bertemu dengan Reza tanpa kami janjian terlebih dahulu. Ternyata kami sama-sama sedang mencari tempat makan disekitaran blok M. Ini kali pertama bertemu kembali dengannya saat terakhir dia magang ditempat saya bekerja dulu. Saya ingat betul, Reza ini sewaktu magang adalah mahasiswa dari jurusan Matematika. Dia mengajukan diri untuk melamar magang atas inisiatif sendiri.

Begitu saya baca profilnya sekilas nampak tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada di perusahaan. Apalagi ditambah dengan latar belakang jurusannya. Itulah yang membuat saya terus berimajinasi mau ditempatkan di divisi mana yang sesuai. Kemudian tangan menjadi saya tertarik untuk mengundangnya yaitu ketika dia memberanikan diri untuk menelepon & menanyakan peluang magang yang diajukannya. Itu dia lakukan 2-3 kali. Dari sinilah saya melihat bahwa keinginannya ternyata sangat kuat. Dan dia mau belajar apa saja yang bisa dipelajari di dunia pekerjaan.

Berita baik nampaknya sudah menjemputnya. Salah satu divisi Sales & Marketing bersedia menerima dia untuk membantu internal tim dalam menyelesaikan pekerjaan yang bersifat administrasi.

Sewaktu itu ketika saya panggil untuk saya tawarkan penempatan magangnya, sempat muncul pertanyaan yg diajukan kepada saya. "Apakah saya mampu & bisa membantu pekerjaan di divisi itu, pak?" dari kalimat itu ternyata sudah muncul sedikit keraguan diawal dalam dirinya. Saya sampaikan kepadanya bahwa keraguan itu wajar ada didalam diri kamu. Apalagi kamu akan masuk sebuah rumah dengan kamar yang tidak kamu tahu sebelumnya didalamnya ada apa saja. Namun itu adalah jawaban dari tantanganmu yang dari awal kamu menginginkan untuk magang di perusahaan ini. Jadi boleh saja ragu, tapi jangan sampai takut, sehingga menghambat langkahmu kedepannya. Niatkan kembali & ambil kesempatan itu dengan tujuan ingin belajar.
Bujukan saya ternyata berhasil hingga pada akhirnya waktu 3 (tiga) bulan dia lalui untuk membantu tim. Dia selesaikan dengan cukup baik.

Hari ini kami bertemu kembali. Cerita yang disampaikan tentu saja tidak jauh dari pengalaman pertamanya mendapatkan kesempatan magang. Dikenangnya kembali bahwa dia dapatkan banyak hal dari kesempatan itu. Dia menjadi orang yang lebih berani & percaya diri, bertemu dengan orang-orang baru, tahu cara mengatur administrasi pekerjaan, patuh terhadap instruksi yang diberikan orang lain, lebih aware dengan data-data/dokumen, bisa bekerja sama dengan orang lain, menyadari dan mempelajari adanya dunia yang berbeda diluar sana dengan dunia matematika, berusaha menyelesaikan pekerjaan tanpa ada kesalahan, dan bahkan dia bisa merasakan bagaimana dimarahi oleh orang lain untuk tetap bersabar. Itu semua tidak dia dapatkan dibangku kuliah atau di lingkungan sebelumnya. Itu pengalaman yang berharga, pak! ucapnya dengan suara yang bersemangat.

Sekarang Reza berkarir di industri properti. Karirnya pun saya nilai cukup bagus untuk usianya saat ini. Jabatannya supervisor marketing (eksekutif) dan katanya tahun depan akan mendapatkan promosi sebagai asisten manajer untuk cabang di daerah. Sebuah posisi yang sebelumnya tidak pernah dia bayangkan sewaktu kuliah dulu. Namun dia dapatkan dari kesempatan yang dia ambil. Reza yang awalnya ragu dulu sudah menjadi Reza yang kompeten.

Dari pengalaman Reza, ada beberapa hal yang bisa diambil. Yang menentukan karir masa depannya ternyata berawal dari keinginannya untuk belajar dunia baru. Dunia baru yang sebelumnya tidak pernah kita tahu. Namun karena motivasi internal yang dimiliki Reza besar, pada akhirnya kompetensi yang lainnya menjadi terasah & terus berkembang.

Pengembangan kompetensi menjadi kunci utama dalam pencapaian karir.
Tidak ada salahnya kita berani mencoba untuk ambil peluang diluar "rumah" kita saat ini. Seperti kesempatan magang, kesempatan kuliah praktek lapangan, melamar pekerjaan yang berbeda dengan background, menerima penempatan kerja di manapun, menerima rotasi/mutasi kerja, ditunjuk dalam kepanitian/tim project, menerima promosi di jabatan lain, dikirim mengikuti diklat, diberikan pekerjaan tambahan dan kesempatan-kesempatan lain yang diberikan.  Dibalik itu semua terdapat ruang terbuka untuk mengasah diri dalam mengembangkan kompetensi menjadi pribadi yang lebih sukses.
Salam pengembangan!

@rockyvalentino