Catatan Kaki Penjaja Gunung Bromo

Bulan Desember 2011 adalah bulan gathering dan saya ikut ambil bagian dalam rangkaian gathering tersebut. Gathering yang pertama adalah jalan-jalan wisata ke Gunung Bromo. Gunung Bromo merupakan salah satu gunung yang terkenal di Indonesia dan menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Mereka mengenangnya dalam indahnya paradiso indonesia sebagai the great beautiful sunrise and sand. Keberadaan Gunung Bromo dengan lautan pasirnya yang fenomenal sudah cukup lama dikenal sebagai salah satu tujuan wisata terkemuka di Indonesia. Gunung Bromo merupakan salah satu gunung yang terdapat di Pegunungan Tengger. Menurut buku yang saya baca, ketinggian gunung tersebut kurang lebih 2.392 meter di atas permukaan laut. Gunung Bromo memiliki panorama elok yang terpancar saat memandang pesona alam yang tidak akan pernah dilupakan. Terletak dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Ada beberapa jalur yang bisa dilewati untuk menuju pos Bromo. Anda bisa lewat kab. Probolinggo menuju Sukapura. Anda bisa lewat kab. pasuruan menuju Tosari. Anda bisa lewat kab. Malang menuju sawojajar terus ke Tosari atau Malang - Pasuruan - Tosari. Ketiga rute tersebut pernah saya lalui dan perjalanan ke Gunung Bromo kali ini saya melewati Malang-Pasuruan-Puspo Tosari. Kenapa saya lewat ini, karena ini rute yang ringan dengan asumsi bahwa saya transit di kota Malang. Di Puspo saya memiliki rekan guide lokal. penduduk asli Tengger. Begitu pula dengan penduduk Tosari yang ramah-ramah.
Daya tarik Gunung Bromo yang istimewa adalah kawah di tengah dengan lautan pasirnya yang membentang luas di sekeliling kawah Bromo, mengepulkan asap putih. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 11 kilometer persegi. Dari puncak gunung berapi yang masih aktif ini, Anda bisa menikmati hamparan lautan pasir luas, dan menyaksikan kemegahan gunung Semeru yang menjulang menggapai langit. Anda juga bisa melihat indahnya matahari beranjak keluar dari peraduannya atau sebaliknya menikmati temaram senja dari punggung bukit Bromo. Untuk melihatnya, Saya harus menaiki Gunung Pananjakan yang merupakan gunung tertinggi di kawasan ini menggunakan mobil Jeep. Di atas gunung pananjakan saat langit cerah, Anda dapat melihat matahari terbit perlahan-lahan membesar dan akhirnya membentuk bulatan utuh dan memberi penerangan sehingga kita dapat melihat pemandangan gunung-gunung yang ada di kawasan ini. Antara lain, Gunung Bromo, Gunung Batok, atau Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa. Selesai menyaksikan matahari terbit, Anda dapat kembali menuruni Gunung Pananjakan dan menuju Gunung Bromo. Melewati lautan pasir yang luasnya mencapai 11 km². Sesampai dilautan pasir, Anda bisa menyewa kuda atau bila Anda merasa kuat, Anda dapat memilih berjalan kaki. Sesampai di Gapura anda harus menaiki anak tangga yang jumlahnya mencapai 250 anak tangga untuk dapat melihat kawah Gunung Bromo. Sesampainya di puncak Bromo yang tingginya 2.392 m dari permukaan laut, Anda dapat melihat kawah Gunung Bromo yang mengeluarkan asap. Anda juga dapat melayangkan pandangan Anda kebawah, dan terlihatlah lautan pasir dengan pura di tengah-tengahnya. Benar-benar pemandangan yang sangat langka dan luar biasa yang dapat kita nikmati.
Selain menyaksikan keindahan panorama yang ditawarkan oleh Bromo-Semeru, apabila Anda datang di waktu yang tepat, maka Anda dapat menyaksikan Upacara Kesodo, yang diadakan oleh masyarakat Tengger (Bulan Juli - Agustus 2012 kata rekan saya). Upacara ini biasanya dimulai pada saat tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kesodo [ke-sepuluh] menurut penanggalan Jawa. Upacara Kesodo merupakan upacara untuk memohon panen yang berlimpah atau meminta tolak bala dan kesembuhan atas berbagai penyakit, yaitu dengan cara mempersembahkan sesaji dan melemparkannya ke kawah Gunung Bromo. Saat prosesi berlangsung, masyarakat Tengger lainnya beramai-ramai menuruni tebing kawah dan sesaji yang dilemparkan ke dalam kawah, sebagai perlambang berkah dari Yang Maha Kuasa.
dedikasi saya untuk SPC Gathering, rekan-rekan PU DIY, Mas Joko Tosari, Bu Fatimah, rekan-rekan paguyupan hartop, Pak Eko dkk, Pak Supri, Bu Endang, Bu Sum, Mba Nana, Ibu Ester, makasih atas kerjasamanya dan teman-teman pondok yang menikmati keberkahan cita rasa. "matur nuwun"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar