sekarang mari kita membayangkan masa lalu kita, apakah kita termasuk murid yang baik ataukah murid yang nakal?? Apa saja yang telah kita lakukan semasa di bangku sekolah kita. Masih ingat dengan seragam yang mesti kita pakai, setiap pagi masuk Pk. 07.00 WIB, setiap senin Upacara bendera, harus bersepatu, dan masih banyak lagi aturan-aturan yang sebenarnya mengarahkan kita untuk berdisiplin. Itu adalah sebuah sistem pembelajaran dari sekolah-sekolah (sisdiknas). Dengan mengacu pada sistem seperti, maka guru memiliki peran ganda yaitu sebagai pendidik, dan sebagai pelaksana sistem. Nah kadang peran guru sebagai pelaksana sistem inilah yang membuat seorang guru dikenal dengan karakter keras, Guru "galak", kontemporer, penganut sistem CBSA, dan sering kesal dan marah-marah terhadap anak-anak didiknya yang tidak taat aturan. salah satunya adalah saya,
Inilah yang kemudian menjadi peran sebagai "pendidik" semakin ditinggalkan. Seorang pendidik dengan tanggungjawab memahami penuh tentang kapasitas berpikir anak-anak didiknya, mengarahkan, mengajarkan ilmu, dan membekali kompetensi dengan sentuhan tangan pengabdiannya.
Hmmm, terlihat kan mana sosok guru yang bener-bener mengedepankan peran sebagai "pendidik" idealnya seperti apa??.
coba anda bandingkan ketika kita berinteraksi dengan seorang guru di lingkungan rumahnya. Suatu ketika kita datang ke rumah beliau untuk belajar kelompok, apakah kita memikirkan harus pakai seragam, apakah memikirkan harus tertib (yang terpenting sopan), apakah harus sesuai dengan jam pelajaran yang ada di sekolah, apakah harus lapor pada penjaga sekolah, apakah harus lihat sudah membayar SPP bulan itu, dan lain sebagainya. Yang terpenting datang dengan keinginan untuk belajar berkelompok, maka mereka akan memberikan sentuhan yang lebih untuk menjelaskan dan mengajarkan apa yang belum dimengerti disekolah. Mereka lebih fleksibel kedekatan kekeluarga menjadi nilai penting dengan secangkir teh hangat, dan yang terpenting anak-anak didiknya mengerti dengan pelajaran "sore" itu. Dan sisi lainnya, bahwa kita sebagai anak-anak didiknya, secara tidak langsung akan melihat dan merasakan dengan kondisi realita lingkungan keluarga yang dialami oleh seorang guru. (simpati/empati)
Anda ingat dengan salah satu guru SD kita 8- 10 tahun yang lalu?? cobalah lewat didepan rumahnya sekarang, apa yang berubah dari lingkungannya??? "pengabdannya tidak berubah"
bukan itu yang ingin saya tahu, tetapi seberapa hebat tingkat kesabaran mereka menghadapi beratusan anak-anak didik seperti kita sepanjang tahun berganti, Sampai mereka hilang mengenali kita, dan kitalah yang sepatutnya menyapa untuk sebuah penghargaan bahwa kita pernah menjadi bagian dari proyeksi mimpinya. "menjadi anak baik dan pintar, Hmmm
selamat hari guru,
makasih buat sentuhannya,...
@pict : sebuah rumah yang terakhir aku kunjungi bersama teman-teman seperjuanganku,
Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
Sesuai
dengan dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 menjelaskan bahwa keselamatan &
kesehatan kerja (K3) adalah suatu upaya-upaya praktis untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
Bidang K3 merupakan studi praktis yang berkaitan dengan implementasi
sistem manajemen suatu perusahaan. Didalam UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
juga diatur tentang jaminan keselamatan & kesehatan kerja bagi seluruh
karyawan yang bekerja. Namun pada kenyataannya masih banyak dijumpai
perusahaan-perusahaan yang kurang memperhatikan tentang faktor keselamatan
& kesehatan kerja, sehingga sering dijumpai kasus-kasus kecelakaan kerja
yang merugikan pihak karyawan. Menurut data yang dituliskan oleh media
online pos kota tercatat bahwa kasus kecelakaan kerja masih relatif tinggi,
yakni mencapai 88.492 kasus (www.poskota.co.id/05/10/10). Kondisi
tersebut tentu saja masih memprihatinkan mengingat hal tersebut bertolak
belakang dengan visi & misi pemerintah mengenai jaminan keselamatan &
kecelakaan kerja. Kasus-kasus kecelakaan kerja yang sering dijumpai yakni
bidang industri, konstruksi, pertambangan, dan sisanya disektor lainnya.
Kasus kecelakaan kerja yang masih hangat dibicarakan adalah kasus
kecelakaan tabrakan kereta api Senja Utama dengan Kereta Argo yang terjadi
pemalang menyebabkan korban meninggal dunia. Akan tetapi yang patut disayangkan
mengenai hasil investigasi awal yang menyebutkan bahwa faktor penyebab
kecelakaan kerja karena "human error". Sebetulnya masih perlu
banyak dikaji dan dilakukan analisa yang detail untuk mengidentifikasi
kecelakaan kereta api tersebut dari dari data kronologis, serta data sekunder
mengenai sistem kerja, peralatan, teknologi, material-material disekitar,
kesehatan, dan lain sebagainya, supaya ditemukan suatu preventif akan solusi
untuk dilakukan perbaikan, bukan hanya sekedar menyelesaikan maslah yang saat
itu muncul dan hilang (selesai).
Belajar tentang K3 tentu saja harus berorientasi
pada implementasi/penerapan di area kerja. Secara konseptual Keselamatan
& kesehatan kerja muncul berdasarkan konsep "triangle factor"
Implementasi
mengenai keselamatan & kesehatan kerja secara praktis dirancang melalui
suatu sistem yang dinamakan dengan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan
Kerja (SM-K3) atau dalam paradigma modern dikenal dengan istilah "HSE /
SHE " (Health Safety & Environment). Setiap perusahaan idealnya
wajib menerapkan sistem manajemen K3 yang terintegrasi dan sistematis untuk
menjamin faktor resiko terhadap keselamatan & kesehatan di lingkungan
kerja. Penerapan sistem manajemen K3 dimulai dari:
Pembentukan komitmen
Komitmen
merupakan modal utama dalam penerapan K3 secara riil mengenai arti penting
keselamatan & kesehatan kerja. Pembentukan komitmen tentang arti pentingnya
K3 harus dimulai dari level TOP MANAGEMENT supaya penerapan sistem K3 berjalan
efektif dan optimal. Sesuai dengan UU No 1 tahun 1970 dijelaskan bahwa
unsur pimpinan (direktur) bertanggungjawab untuk melaksanakan keselamatan &
kesehatan kerja. Unsur pimpinan inilah yang nantinya diharapkan mampu
membuat kebijakan-kebijakan yang positif tentang K3 dan mampu menggerakan
aspek-aspek penunjang/fasiltas sampai dengan karyawan-karyawan level bawah
untuk menjalankan fungsi K3 untuk mencapai "ZERO ACCIDENT"
Perencanaan
Perencanaan
disini dimaksudkan sebagai dasar penerapan program kerja K3 yang nantinya akan
dilaksanakan secara menyeluruh oleh seluruh karyawan. Dalam menentukan program
kerja K3, idealnya komite K3 melakukan assessment di area kerja mengenai
maslah-masalah K3 di perusahaan tersebut. Cara mudah biasanya menggunakan
teknik.tools berupa HIRARC (High Identification Risk Assessment & Risk
Control), yaitu suatu cara/teknik mengidentifikasi potensi-potensi bahaya yang
kemungkinan bisa menimbulkan kecelakaan kerja/penyakit kerja dan melakukan
langkah penanggulangan sebagai kontrol/preventif. Dapat dilakukan dengan
identifikasi potensi, penilaian faktor resiko dan pengendalian faktor resiko.
Pengorganisasian
Bentuk
komitmen dari pimpinan perusahaan selain melalui kebijakan tertulis, dapat juga
memfasilitasi pembentukan komite K3 yang khusus menangani permasalahan K3 yang
terdiri dari berbagai wakil dari divisi yang terlibat sesuai dengan
kompetensinya masing-masing.
Selain
itu yang paling penting untuk menggerakan orhganisasi/komite K3 tersebut
diperlukan seorang "ahli K3" yaitu seseorang yang berkompeten di bidang
K3 yang telah tersertifikasi sebagai ahli K3. Mengapa demikian? karena
dala penerapan program kerja serta aktivitas-aktivitas K3 tidak bisa lepas dari
visi dan misi ahli K3 tersebut yang mampu menggerakan jalannya oranisasi kerja.
Efektivitas komite K3 tentu saja diperhitungkan dari penerapan
program-program K3 yang tersistematis dan mendapatkan support dari seluruh
level karyawan.
Penerapan
Penerapan
K3 tentu saja berkaitan dengan pelaksanaan aktivitas program-program kerja K3
secara optimal. Harus disertai evidence serta bukti-bukti lapangan
mengenai penerpan program kerja tersebut. Contoh program kerja yang bisa
dilakukan yaitu semacam safety campaign, safety sign, safety
training, safety talk, safety for visitor, safety for contractor,
simulasi & evakuasi, safety alert, dll.
Pengendalian
Setiap
penerapan program-program K3 harus dilakukan pelaporan sebagai bukti evidence
sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dilakukan perbaikan secara
bertahap. Pelaporan K3 harus disusun secara rapi sebagai penunjang
administrasi K3 yang terintegrasi.
Evaluasi
Proses
evaluasi memang sangat diperlukan sebagai bentuk pengukuran efektivitas
program/oenerapan K3 sudah sedemikian efektif atau belum. Secara praktis
biasanya dibentuk suati tim auditor untuk melakukan audit dan verifikasi
mengenai penerapan yang dijalankan mengenai sistem manajemen K3.
Selamat berimplementasi
untuk " membangun sistem manajemen K3 yang terintegrasi "
salam,
UpGrading Training Program
Apa itu UpGrading Training Program
Upgrading training program merupakan program-program training yang dirancang untuk meng-upgrade(baca: mengembalikan performance) baik individu, kelompok, m
aupun organisasi ke tingkat interval kinerja normal guna mencapai kembali kinerja optimal melalui beberapa model-model pendekatan empiris dan praktis. Kita menyadari bahwa setiap individu ketika mencapai puncak (maximum capability),
maka mereka cenderung mengalami fluktuasi dalam berpikir sehingga menyebabkan kejenuhan, kebosanan, bahkan mencapai tingkat stress kerja. Ketika hal tersebut dipaksakan tentu saja kinerja individu menjadi terhambat dan kondisi psikologis yang dialaminya akan berdampak buruk pada kondisi fisik, dimana kemudian menyebabkan sakit. Untuk mengurangi kondisi tersebut diatas, idealnya mereka memilih untuk menghentikan aktivitasnya dan melakuka
n aktivitas relaks, refreshing serta istirahat (cuti/liburan). Secara ilmiah tentu saja model tersebut sangat memebantu dalam mereduksi tingkat stress mereka.
Kemudian pertanyaan selanjutnya, "apakah ketika sekembali dari refreshing, mereka bisa membutuhkan waktu cepat untuk kembali produktif lagi?"
tentu saja tidak secepat yang kita prediksi. Mereka membutuhkan recovery (pemulihan), proses adaptasi kembali untuk kembali ke kinerja optimalnya. Oleh karena i
tu diperlukan beberapa model pendekatan untuk memacu mereka untuk bisa eksist kembali ke tingkat performance mereka. Maka
diperlukan Upgrading training untuk mengembalikan performance mereka ke interval kinerja normal untuk mencapai kinerja optimal kembali.
Banyak model-model pendekatan upgrading training yang dipakai untuk meningkatkan performance mereka kembali. Model pendekatan yang dirancang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi individu, kelompok maupun organisasi saat itu. Aspek-aspek yang perlu digali, antara lain:
1. Aspek Fun
2. Aspek Motivasi
3. Aspek Kohesivitas
4. Aspek Team Bu
ilding
5. Aspek Goal Setting
Model-model pelatihan yang dikembangkan antara lain: Outbound training, Achievement motivation training, Personal development training, Organizational gathering, Family gathering, Rafting gathering, Great camping gathering, Management develepment training, dll.
Silahkan anda assessement organisasi anda, apakah membutuhkan model-model pendekatan diatas??
Tentang Human Resources Officer Program Training (HROP - T)
Human Resourches Officer Program Training
apabila anda ingin berpraktisi di bidang HR/HRD, minimal anda harus mengetahui dan memahami career path HRD di dunia kerja. Hal inilah yang nantinya akan membantu anda dalam memetakan & mengarahkan kompetensi skill anda di dunia HR. Kita tahu bahwa dunia HR sangat kompleks sekali, tidaklah cukup hanya mengandalkan latar pendidikan kita masing-masing (hukum, psikologi, manajemen, teknik industri, teknik informatika, dsb). Di dalam carrer path HRD tentu saja memiliki masing-masing spesifikasi kompetensi yang berbeda yang membutuhkan profesional skill untuk level-level tertentu (contoh: specialist). sebelum masuk ke penjelasan masing-masing kompeteni, mari kita lihat dulu contoh career pathHRD secara sederhana diatas tersebut.
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa HR Officer adalah carrer pertama (awal) seorang yang ingin berkarir di bidang HR. Secara struktural HRO adalah posisi level staff yang dipersiapkan untuk men-support HR-activity untuk menjalankan sistem HRMS (Human Resources Management System). Oleh karena itu, untuk seorang HRO minimal dia mengetahui dan memahami HRMS sistem dari sistem rekrutment hingga sistem terminating.
Kompetensi untuk HRO sangat kompleks dengan latar pendidikan yang sudah dipaparkan diatas, hal ini tergantung pada sistem kaderisasi di masing-masing perusahaan yang nantinya akan diproyeksinya di posisi dan level mana? (mapping area div.). Misalnya untuk seorang "psikologi", yang akan dipersiapkan untuk mensupport rekrutment proses, seorang "hukum" yang nantinya akan dipersiapkan untuk mensuport legal area, atau seorang teknik "informatika" yag nantinya dipersiapkan untuk mendesain HRIS (Human Resources Information System).
Bagaimana membangun sistem HRMS? maka kita harus tahu "vision & strategy of HRM,
- HR vision tentu saja berkaitan dengan : "management value & system", "mision & vision coorporate", "organizational culture", dll.
- HR startagy, mencakup : Planning , Utilizing, Developing, Rewarding, Maintaining, Terminating
Oleh karena itu HR-activity tidak bisa lepas dari jalannya sistem HRMS yang didesain secara berkesinabungan untuk mengoptimalkan peran organisasi (hal: SDM) secara efektif, efisien, dan maksimal.
Solution Powerindo Consulting telah mengadakan Publik Training HROP - Training pada tanggal 01 Agutus 2010 di Wisma Kagama UGM.
Dan mereka para praktisi dan calon HR yang memiliki sertifikasi kompetensi HRO, antara lain:
1. Yustisi Maharani Syahadat, S.Psi
2. Ely Andriany, S.Psi
3. Anita Puji Lestari, S.Psi
4. Wahyudi Ali Adam
5. Harfi Muthia Rahmi, S.Psi
6. Lusia Wiji Astuti
7. Sitti Jumeriah, S.Psi
8. Kartika Mandasar, S.Psi
9. Lintang Pramadumila Kosala, S.Psi
10. Asthri Asthasari, S.Psi
11. Rinova Cahyandari, S.Psi
12. M. Iqbal Siddiq
Sekali lagi saya ucapkan selamat untuk para praktisi dan calon HR, semoga kompetensi yang anda miliki bisa bermanfaat yang tentu saja sebagai dasar dari implementasi di dunia HR.
untuk schedule Publik training HROP - T selanjutnya akan diadakan pada bulan November 2010.
terima kasih,
Salam spirit,
Training Kompetensi HRD & K3
Anda tertarik di bidang HRD atau K3, mari bergabung di publik training yang diadakan Solution Powerindo Consulting, diantaranya:
1. Safety Officer Program Training (SOP-T / K3)
Anda akan belajar mengenai sistem manajemen K3 dari segi teoritis, legalitas, praktis dan implementatif. Mulai dari membangun komitment K3, identification desain program, safety audit, sampai pada evaluasi.
2. HR - Legal Training
Anda akan belajar berimplementasi mengenai undang-undang ketenagakerjaan yang menjadi dasar sistem personalia dan Legal approach di dalam dunia kerja.
Pastikan anda mempunyai kompetensi sesuai dengan bidang ilmu yang ingin anda geluti dalam pekerjaan,
salam sukses, ..
1. Safety Officer Program Training (SOP-T / K3)
Anda akan belajar mengenai sistem manajemen K3 dari segi teoritis, legalitas, praktis dan implementatif. Mulai dari membangun komitment K3, identification desain program, safety audit, sampai pada evaluasi.
2. HR - Legal Training
Anda akan belajar berimplementasi mengenai undang-undang ketenagakerjaan yang menjadi dasar sistem personalia dan Legal approach di dalam dunia kerja.
Pastikan anda mempunyai kompetensi sesuai dengan bidang ilmu yang ingin anda geluti dalam pekerjaan,
salam sukses, ..
Tentang Training & Development
Jadi secara sederhana dapat disimpulkan bahwa training & development adalah suatu proses peningkatan kompetensi (knowledge, attitude, skill) secara terstruktur dan sistematis berdasar pada "aspek kebutuhan" untuk mencapai suatu perubahan pada diri individu maupun kelompok yang terukur. Dimana individu yang sebelumnya "tidak tahu" menjadi "tahu", yang sebelumnya "tidak bisa" menjadi "bisa/mahir". Hal inilah yang disebut dengan "progress" yaitu follow up dari hasil training.
Training yang efektif, idealnya harus berdasarkan pada kebutuhan training yang biasa disebut dengan "Training Need Analys" (TNA). TNA diperoleh dari hasil assessmen (penggalian yang terukur) terhadap Individu, kelompok/organisasi, serta lingkup pekerjaaan.
Pengelompokan Training, terbagi menjadi 2 (dua) secara umum, yaitu:
1. Training Kompetensi.
2. Training Motivasi.
Dari definisi masing-masing diatas sudah terlihat perbedaannya, yaitu untuk training kompetensi lebih kepada peningkatan aspek kognitif serta skill guna menunjang tugas dan tanggung jawab berhubungan dengan pekerjaan. Sedangkan untuk training motivasi lebih mengarah pada "Up-grading" baik untuk individu maupun kelompok (tim).
Untuk training kompetensi yang sering kita jumpai misalnya seperti: computer skill program training, tax/brevet training untuk accounting, Interviewer Skill, Assessor, Human Resources training untuk HRD, Comunication training untuk marketing, negotiation training, training pengoperasian mesin-mesin, dll.
Untuk training motivasi yang sering kita jumpai misalnya seperti: motivational training, Self development training, team work, Outbound training, gathering, Achievement motivation training (AMT), dll.
Jadi untuk anda yang menginginkan sebuah training, maka harus mengetahui dulu kebutuhannya apa? untuk siapa? desain trainingnya seperti apa? trainernya siapa? metode yang dipakai seperti apa? hasil yang diinginkan apa?
tetep semangat, selamat berimplementasi, >
Welcome ...
Selamat datang di blog saya,
tempat berbagi informasi, ilmu, pengalaman tentang dunia implementasi dan praktisi berkaitan dengan akademisi maupun pekerjaaan.
Tidak ada sesuatu yang sulit ketika kita berusaha untuk berbuat sesuatu yang lebih baik untuk diri kita pribadi selama kita masih di jalur "niat" awal kita.
Setiap usaha pasti ada hal-hal yang menarik yang ditemui sebagai kamus pengalaman hidup kita untuk memperoleh hasil yang baik.
Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini,
Anda ingin jadi dokter, maka anda harus berniat sekolah di Fakultas kedokteran,
Anda ingin tahu, anda harus banyak membaca informasi serta isu-isu yang tarbaru,
Anda ingin bisa, maka anda harus banyak bertanya dan belajar dari kesuksesan orang lain,
anda ingin pintar, belajarlah dari dunia di luar kita,
tempat berbagi informasi, ilmu, pengalaman tentang dunia implementasi dan praktisi berkaitan dengan akademisi maupun pekerjaaan.
Tidak ada sesuatu yang sulit ketika kita berusaha untuk berbuat sesuatu yang lebih baik untuk diri kita pribadi selama kita masih di jalur "niat" awal kita.
Setiap usaha pasti ada hal-hal yang menarik yang ditemui sebagai kamus pengalaman hidup kita untuk memperoleh hasil yang baik.
Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini,
Anda ingin jadi dokter, maka anda harus berniat sekolah di Fakultas kedokteran,
Anda ingin tahu, anda harus banyak membaca informasi serta isu-isu yang tarbaru,
Anda ingin bisa, maka anda harus banyak bertanya dan belajar dari kesuksesan orang lain,
anda ingin pintar, belajarlah dari dunia di luar kita,
Langganan:
Postingan (Atom)